Hiburan
Topeng Monyet Masih Di Gemari
Topeng monyet merupakan hiburan tradisonal
yang masih digemari dan masih bisa bertahan sampai sekarang. Gerakannya
yang lincah dan lucu acapkali mengundang tawa disaat menampilkan kemampuannya
di depan penonton. Anak-anakpun betah menyaksikan komedi topeng monyet karena
di jaman modern seperti ini sudah jarang sekali pertunjukan seperti ini.
Dengan alat musik sederhana berupa drum kecil dari kayu , Naryo (45)
warga Magelang , mengiringi monyet saat bermain. Tak pelak bunyi musik
itupun mengundang anak anak dalam sekejap. Dengan durasi 15 menit sekali
pentas, penanggap harus mengeluarkan ongkos Rp 5.000 atau dalam istilah
pertunjukan satu babak.
Monyet kecil bernama Jenggo, cukup pandai menirukan gerak atau tingkah laku orang. Misalnya bersolek di depan cermin, menarik gerobag, naik sepeda, menembak dengan tiarap, berbelanja ke pasar, menjual kayu bakar ke pasar, main Reog Ponorogo, bahkan bisa salto sampai 3 kali.
Dimanapun Topeng monyet tampil pasti dipadati oleh anak anak kecil bahkan orang dewasapun juga ikut nonton. Hiburan seperti ini , dijaman sekarang susah untuk dijumpai. “Ini mumpung ada, kami menyempatkan diri untuk nonton, ternyata lucu juga,”kata Sudirman warga Perumahan Korpri Cangkreplor.
Naryo menjelaskan, kera yang di pakai untuk hiburan keliling tersebut merupakan kera dari kalimantan. Untuk melatih supaya trampil dalam memainkan permainan butuh waktu 1 tahun, Karena sering untuk pertunjukan di kampung kampung maka dengan sendirinya monyet hafal dengan perintah sang pelatih yang sudah 4 tahun bekerja sebagai dalang topeng monyet.
Menurut dia dengan memanfaatkan kera sebagai hiburan yang kocak, satu hari rata rata bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 70.000. Untuk menghindari kejenuhan dia harus keliling kampung yang berbeda setiap harinya. “Kalau pas lagi untung satu orang bisa meminta 4 babak sekaligus, “katanya. (Humas)
Monyet kecil bernama Jenggo, cukup pandai menirukan gerak atau tingkah laku orang. Misalnya bersolek di depan cermin, menarik gerobag, naik sepeda, menembak dengan tiarap, berbelanja ke pasar, menjual kayu bakar ke pasar, main Reog Ponorogo, bahkan bisa salto sampai 3 kali.
Dimanapun Topeng monyet tampil pasti dipadati oleh anak anak kecil bahkan orang dewasapun juga ikut nonton. Hiburan seperti ini , dijaman sekarang susah untuk dijumpai. “Ini mumpung ada, kami menyempatkan diri untuk nonton, ternyata lucu juga,”kata Sudirman warga Perumahan Korpri Cangkreplor.
Naryo menjelaskan, kera yang di pakai untuk hiburan keliling tersebut merupakan kera dari kalimantan. Untuk melatih supaya trampil dalam memainkan permainan butuh waktu 1 tahun, Karena sering untuk pertunjukan di kampung kampung maka dengan sendirinya monyet hafal dengan perintah sang pelatih yang sudah 4 tahun bekerja sebagai dalang topeng monyet.
Menurut dia dengan memanfaatkan kera sebagai hiburan yang kocak, satu hari rata rata bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp. 70.000. Untuk menghindari kejenuhan dia harus keliling kampung yang berbeda setiap harinya. “Kalau pas lagi untung satu orang bisa meminta 4 babak sekaligus, “katanya. (Humas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar